Dialogika bagian 5

Tahap Penyusunan Pidato
Prinsip-prinsip Komposisi Pidato

1. Kesatuan (unity)
  Komposisi yang baik harus merupakan kesatuan yang utuh, yang meliputi kesatuan dalam isi, tujuan, dan sifat (mood).
Dalam isi, harus ada gagasan tunggal yang mendominasi seluruh uraian, yang menentukan dalam pemilihan bahan-bahan penunjang.
Komposisi juga harus mempunyai satu macam tujuan. Satu tujuan di antara yang tiga -memberitahukan, mempengaruhi, dan menghibur- harus dipilih.
Kesatuan juga harus tampak dalam sifat pembicaraan (mood). Sifat pembicaraan mungkin serius, informal, formal, anggun, atau bermain-main


2. Pertautan (coherence)
  Pertautan menyebabkan perpindahan dari pokok yang satu kepada pokok yang lainnya berjalan lancar dan sebaliknya. Untuk memeliharanya digunakan 3 cara ;
Ungkapan penyambung adalah sebuah kata atau lebih yang digunakan untuk merangkaikan bagian-bagian.
Paralelisme ialah mensejajarkan struktur kalimat yang sejenis dengan ungkapan yang sama untuk setiap pokok pembicaraan.
Gema (echo) berarti kata atau gagasan dalam kalimat terdahulu diulang kembali pada kalimat baru.


3. Titik Berat (emphasis)
  titik berat menunjukkan pendengar pada bagian-bagian penting yang patut diperhatikan. Hal-hal yang harus dititik beratkan bergantung pada isi komposisi pidato,
Gagasan utama (central ideas), ikhtisar uraian, pemikiran baru, perbedaan pokok, hal yang harus dipikirkan khalayak pendengar adalah contoh-contoh bagian yang harus dititik beratkan, atau ditekankan.
Dalam pesan tertulis, titik berat dapat dinyatakan dengan tanda garis bawah, huruf miring, huruf tebal, atau huruf besar. Dalam uraian lisan, titik berat dapat dinyatakan dengan hentian, tekanan suara yang dinaikkan, perubahan nada (intonasi), isyarat, dan sebagainya.
Menyusun Pesan Pidato
  Pengorganisasian pesan dapat dilihat menurut isi pesan itu sendiri atau dengan mengikuti proses berpikir manusia.

1. Organisasi Pesan
  dapat mengikuti enam macam urutan (sequence), yaitu:
deduktif dimulai dengan menyatakan dulu gagasan utama, kemudian memperjelasnya dengan keterangan penunjang, penyimpulan, dan bukti.
induktif kita mengemukakan perincian-perincian dan kemudian menarik kesimpulan.
kronologis, pesan disusun berdasarkan urutan waktu terjadinya peristiwa.
Lanjutan organisasi pesan,
logis, pesan disusun berdasarkan sebab ke akibat atau dari akibat ke sebab.
spasial, pesan disusun berdasarkan tempat. Cara ini dipergunakan jika pesan berhubungan dengan subjek geografis atau keadaan fisik lokasi.
topikal, pesan disusun berdasarkan topik pembicaraan: klasifikasinya, dari yang penting ke yang kurang penting, dari yang mudah ke yang sukar, dari yang dikenal ke yang asing

2. Pengaturan Pesan
  Urutan pesan yang sejalan dengan proses berpikir manusia disebut oleh Alan H. Monroe sebagai motivated sequence (urutan bermotif).

  Menurut Monroe, ada lima tahap urutan bermotif ;
perhatian (attention)
kebutuhan (needs)
pemuasan (satisfaction)
visualisasi (visualization),
tindakan (action).
Sistim Penyusunan Pesan
Oleh Alan H. Monroe ;
1. Perhatian
  Khalayak dapat memperhatikan pesan pidato secara sengaja, karena ia berkeinginan untuk mendegarnya.
2. Kebutuhan
  Ini di sesuaikan dengan tujuan pidato.misal untuk menimbulkan perubahan pd pidato persuasif
3. Pemuasan
  Kita berusaha agar khalayak menyetujui/memahami pokok yang disampaikan
4. Visualisasi
  Membayangkan pelaksanaan gagasan pd waktu mendatang, ini disbt juga tahap proyeksi.
5. Tindakan
  Merumuskan tahap visualisasi dalam bentuk tindakan nyata.
Membuat Garis-garis Besar Pidato
Garis-garis besar pidato yang baik terdiri dari tiga bagian: pengantar, isi, dan penutup.
Dengan menggunakan urutan bermotif dari Alan H. Monroe, kita dapat membaginya menjadi lima bagian: perhatian, kebutuhan, pemuasan, visualisasi dan tindakan
  Perhatian ditempatkan pada pengantar; kebutuhan, pemuasan, dan visualisasi kita tempatkan pada isi; dan tindakan kita tempatkan pada penutup pidato.

Memilih Kata-kata
1. Kata-kata harus jelas
  Gunakan istilah yg spesifik, kata-kata sederhana, hindari istilah teknis, hemat menggunakan kata-kata, gunakan perulangan gagasan yang sama dengan kata yang beda.
2. Kata-kata harus tepat
  Hindari kata klise, gunakan bhs.pasaran dg cermat, cermat dg kata-kata pungut, hindari vulgarisme, jngan gunakan julukan, jngn gunakan eufemisme berlebih.
3. Kata-kata harus menarik
  Pilih kata yg menyentuh, gunakan kata berona, bahasa figuratif, gunakan kata-kata tindak.
Cara Membuka Pidato
1. Langsung menebutkan pokok persoalan
2. Melukiskan latar belakang masalah
3. Menghubungkan dg kejadian yg naik daun, dg peristiwa yg di
  peringati, dg tmpt komunikator berpidato, dg suasana emosi (mood), dg sejarah, dg kepentingan vital pengdengar.
4. Memberikan pujian pada khalayak
5. Memulai dg pernyataan yg mengejutkan
6. Mengajukan pertanyaan provokatif
7. Menyatakan kutupan
8. Menceritakan pengalaman pribadi
9. Menceritakan cerita faktual, fiktif/ situasi hipotetis
10. Menyatakan teori/ prinsip yang diakui
11. Membuat humor
Cara Menutup Pidato
1. Menyimpulkan / mengemukakan ikhtisar pembicaraan
2. Menyatakan kembali gagasan utama dg kalimat dan kata yang berbeda
3. Mendorong khalayak untuk bertindak
4. Mengakhiri dg klimaks
5. Mengatakan kutipan sajak, pribahasa dll.
6. Memberikan contoh ilustrasi dari tema
7. Menerangkan maksud sebenarnya pribadi pembicara
8. Memuji dan menghargai khalayak
9. Membuat pernyataan yg humoris atau anekdot lucu

Referensi
Bahan dari fotokopian kampus,
  Jalaluddin Rakhmat, Penerbit Remaja Rosdakarya, Bandung, 1994

Tidak ada komentar:

Posting Komentar